Selasa, 18 Desember 2012

Tugas Pemrograman Java

import javax.microedition.midlet.*;

import javax.microedition.midlet.*;
//mengimport LCDUI
import javax.microedition.lcdui.*;
//supaya program bisa mengerti perintah yang diberikan pada tombol
//supaya bisa merespons perubahan yang terjadi pada textbox maka tambahkanlah perintah ItemStateListener
public class kalkulator extends MIDlet implements CommandListener    {
    //Mendeklarasikan layar sebagai objek display
    Display layar;
    //Mendeklarasikan fm sebagai objek form
    Form fm;
    //Mendeklarasikan panjang,lebar,luas sebagai TextField
    TextField bil1,bil2,hasil;
    //mendeklarasikan hitung dan keluar sebagai command
    Command jumlah,kurang,kali,keluar,help,bagi;
    public void startApp() {
        //menggunakan objek display
        layar=Display.getDisplay(this);
        //menggunakan 0bjek form
        fm=new Form("Kalkulator V.01 By Idi");
        //menggunakan objek textbox
        bil1=new TextField("Bil1    :","",20,TextField.NUMERIC);
        bil2=new TextField("Bil2    :","",20,TextField.NUMERIC);
        hasil=new TextField("Hasil  :","",20,TextField.UNEDITABLE);
        //menggunakan command
        bagi=new Command("Bagi (/)",Command.OK,0);
        jumlah=new Command("Tambah (+)",Command.OK,0);
        kurang=new Command("Kurang (-)",Command.OK,0);
        kali=new Command("Kali (*)",Command.OK,0);
        keluar=new Command("Keluar",Command.OK,0);
        help=new Command("Help",Command.HELP,0);

        //meletakkan textbox di atas form
        fm.append(bil1);
        fm.append(bil2);
        fm.append(hasil);
        //meletakkan command diatas form
        fm.addCommand(jumlah);
        fm.addCommand(kurang);
        fm.addCommand(kali);
        fm.addCommand(bagi);
        fm.addCommand(keluar);
        fm.addCommand(help);
        //supaya tombol bisa berfungsi
        fm.setCommandListener(this);
        //fm.setItemStateListener(this);
        //meletakkan form di atas objek layar

        layar.setCurrent(fm);

    }

    public void pauseApp() {
    }

    public void destroyApp(boolean unconditional) {
    }

    public void commandAction(Command c, Displayable d) {
        if(c==keluar){
            destroyApp(true);
            notifyDestroyed();

        }

        if (c==jumlah){
            int nbil1,nbil2,nhasil;
            nbil1=Integer.valueOf(bil1.getString()).intValue();
            nbil2=Integer.valueOf(bil2.getString()).intValue();
            nhasil=nbil1+nbil2;
            hasil.setString(nhasil+"");
        }
        if (c==bagi){
            double nbil1,nbil2,nhasil;
            nbil1=Integer.valueOf(bil1.getString()).intValue();
            nbil2=Integer.valueOf(bil2.getString()).intValue();
            nhasil=nbil1/nbil2;
            hasil.setString(nhasil+"");
        }
        if (c==kurang){
            int nkbil1,nkbil2,nkhasil;
            nkbil1=Integer.valueOf(bil1.getString()).intValue();
            nkbil2=Integer.valueOf(bil2.getString()).intValue();
            nkhasil=nkbil1-nkbil2;
            hasil.setString(nkhasil+"");
        }
            if (c==kali){
            int nkalbil1,nkalbil2,nkalhasil;
            nkalbil1=Integer.valueOf(bil1.getString()).intValue();
            nkalbil2=Integer.valueOf(bil2.getString()).intValue();
            nkalhasil=nkalbil1*nkalbil2;
            hasil.setString(nkalhasil+"");
        }
    }


}

atau bisa Download filenya di sini

Kamis, 19 Juli 2012

Pengantar Pendidikan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1                   LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi dan era informasi ini  laju informasi berjalan dengan sangat cepat. Segala sesuatu yang terjadi di dunia dapat diakses dan diketahui dalam hitungan detik. Begitu juga masalah-masalah budaya, ilmu pengetahuan, teknologi berkembang pesat, dan persaingan hamper dalam seluruh segmen kehidupan terjadi dan terbuka lebar. Dalam zaman atau era seperti ini dibutuhkan pribadi-pribadi yang tangguh dan mempunyai kemandirian tinggi dalam rangka mengarungi kehidupannya. Dari sinilah dibutuhkan sebuah keluarga yang mampu membimbing dan mendidik anak atau remaja yang mandiri dan bertanggungjawab atas masa depannya. Sebab keluarga sebagai unit terkecil merupakan entitas pertama dan utama dimana anak tersebut tumbuh, dan dibesarkan, dibimbing dan diajarkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan harapan sosial (social expectacy) dimana keluarga tersebut tinggal. Hingga nantinya sang anak atau remaja siap menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan mampu mengemban amanat besar sebagai penerus estafet perjuangan bangsa
Selain itu lingkungan pendidikan juga memberikan pengaruh pada perkembangan kemandirian. Bagaimana cara mereka diperlakukan dalam lingkungan sekolah, dan bagaimana cara guru mendidik mereka merupakan salah factor yang mempengaruhi berkembangnya kemandirian seseorang. Bagi anak sekolah tingkat lanjutan, yaitu: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sekolah-sekolah lain yang menerapkan system full day school, lingkungan sekolah merupakan aspek yang sangat mempengaruhi proses berkembangnya kemandirian seorang anak.
Hubungan antara seorang anak dan orang tua sebagai orang yang paling dekat dan berarti baginya, sangat berperan dalam perkembangan kepribadian seorang anak. Sejak awal kehidupannya, seorang anak mempersepsi bagaimana orang tua bersikap dan memperlakukan dirinya. Sikap dan perlakuan orang tua terhadap remaja merupakan iklim psikologis yang timbul dalam bentuk interaksi antara orang tua dan remaja di lingkungan keluarga, dapat mempengaruhi perkembangan kemandirian remaja.
Selain itu keadaan pada lingkungan pendidikan anak juga mempengaruhi proses perkembangan kemandirian, terutama anak yang sedang duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Bagaimana seorang anak mendapatkan didikan dan bagaimana mereka diperlakukan dalam lingkungan pendidikan perlu diperhatikan. Karena dalam proses tersebut anak akan mengembangkan kemandirian mereka dengan tujuan belajar untuk hidup lebih mandiri dan tidak bergantung lagi pada orang tua atau keluarga.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perkembangan kemandirian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dan proses perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau step by step, yaitu mulai dari tingkatan yang terendah sampai tingkatan perkembangan kemandirian tertinggi. Diperlukan beberapa upaya untuk mewujudkan perkembangan kemandirian pada seorang anak. Dan untuk mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa penyebab yang dapat menghambat proses perkembangan kemandirian.

1.2                   RUMUSAN MASALAH
1)      Apa yang dimaksud dengan Kemandirian?
2)      Apa yang dimaksud dengan Karir?
3)      Bagaimana hubungan kemandirian dan karir terhadap perkembangan peserta didik?

1.3                   TUJUAN
1)      Mengetahui dan memahami arti dari Kemandirian.
2)      Mengetahui dan memahami arti dari Karir.
3)      Mengetahui Hubungan kemandirian dan karir terhadap perkembangan peserta didik.

1.4                   MANFAAT
Agar mahasiswa lebih mengetahui tentang hubungan kemandirian dan karir terhadap perkembangan peserta didik.

1.5                   BATASAN MASALAH
Dalam pembahasan makalah ini kelompok kami membatasi pada permasalahan hubungan kemandirian dan karir terhadap perkembangan peserta didik.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1                   PENGERTIAN KEMANDIRIAN
Kemandirian merupakan sikap yang mendorong orang untuk tidak merepotkan ataupun tergantung pada orang lain. Secara ekonomi, sikap man­diri seseorang akan menim­bul­kan hubungan sim­biosis komensalisme atau mu­tualisme di masyarakat.Keman­­dirian seseorang tidak begitu saja terbentuk. Keman­dirian sese­orang terbentuk melalui proses pendidikan.Kemandirian itu perlu pembiasaan,pemberian wawasan dan pelatihan. Keman­dirian seseorang setidak-tidaknya dipengaruhi oleh dua faktor , yaitu pola asuh di keluarga dan pendidikan disekolah. Dalam pandangan Islam, setiap Muslim wajib bergantung pada dirinya sendiri dan menggunakan kepercayaan dirinya yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepa­danya.

Pola asuh orang tua sangat ber­pengaruh pada kemandirian anak. Seorang anak yang selalu dimanja atau mendapat perla­kuan yang overprotektif biasanya menyebabkan anak mandiri. Sebalik­nya, orang tua yang selalu me­nyalahkan anak juga membuat anak menjadi tidak percaya diri. Orang tua yang tidak memberi kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak, membuat anak tidak mempunyai inisiatif. Begitu pula orang tua yang otoriter, akan membut anak seperti robot.

Ada sebuah papatah yang mengungkapkan,”Mendidik dengan kekerasan akan melahirkan anak yang tiran, mendidik dengan ancaman akan membentuk anak yang pemberontak, dan melepas anak tanpa mendididiknya akan menjadikan sosok yang liar.Sebaliknya, bila mendidik dengan belas kasih akan menghadirkan pribadi yang rendah hati dan menddik dengan menghargai menjadikannya manusia yang percaya diri (Sindo,8 Januari 2009).”

Peran sekolah ntuk melahirkan lulusan yang mandiri, sekolah dapat pula memainkan perannya.Sekolah merupakan salah satu kelompok layanan pendidikan yang me­nyelenggarakan pendidikan pada jalur formal.Pengelolaannya hendaknya dilaksanakan ber­dasar­kan manajemen berbasis sekolah/madrasah (UU Sisdiknas Pasal 51).Untuk mengondisikan pendidikan mandiri, sekolah perlu mereformasi diri.Menurut Mulyasa, reformasi pada level sekolah harus diawali dengan sikap positif dan komitmen dari seluruh warga sekolah untuk memanfaatkan otonomi yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Yang pertama perlu dibangun adalah komitmen untuk mandiri, terutama dengan menghilangkan setting pemikiran dan budaya kekakuan birokrasi, serta mengu­bah­nya menjadi pemikiran dan budaya aktif, kreatif, dan inovatif. Komitmen untuk mandiri perlu dibangun tidak saja pada diri kepala sekolah dan jajaran manajemen sekola, tetapi juga pada setiap individu warga sekolah, termasuk guru, tenaga administrasi, dan peserta didik. fungsi sekolah adalah me­nyiapkan siswa untuk meng­hadapi dunia nyata. Mereka perlu disadarkan tentang harapan yang mereka pikul, tantangan yang mereka hadapi, dan kemam­puan yang perlu mereka kuasai.

Dilihat dari konsep kemandirian, keberhasilan sekolah dapat dilihat dari beberapa indicator:
·         Pertama, adanya peningkatan mutu pendidikan, yang dapat dicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepada sekolah dan guru dalam mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber tersedia
·         Kedua, adanya peningkatan tanggung jawab sekolah kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya yang berkaitan dengan mutu sekolah, baik dalam intra maupun ekstra­kurikuler.
·         Ketiga, tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di kalangan warga sekolah , bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausaaan tinggi (ulet, inovatif, dan berani mengambil risiko.
·         Keempat terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, yang lebih menekankan pada belajar mengetahui, belajar berkarya, belajar menjadi diri sendiri dan belajar hidup bersama secara harmonis (2002).Untuk terciptanya pembelajaran yang efektif , iklim sekolah yang aman, nyaman, dan tertib sehingga terjadi pembelajaran yang dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan perlu dikondisi­kan.Untuk penyem­purnaan pro­ses pembelajaran, evaluasi dan perbaikan secara berkelan­jutan perlu pula dilakukan.

Untuk menjadikan anak didik mandiri, anak itu perlu juga dilatih kecakapan hidup.Keca­kapan hidup adalah kecakapan yang memungkinkan orang dapat secara positif dan adaptif mengatasi situasi dan tuntutan hidup sehari-hari, seperti berpikir kreatif dan kritis, mengambil keputusan yang tepat, meme­cahkan masalah, dan bersikap tanggung jawab.Kecakapan-kecakapan ini berkaitan dengan kesehatan pribadi, pengemba­ngan keluarga dan masyarakat, partisipasi sebagai warga Negara dan tenaga kerja.

2.2                   PENGERTIAN KARIR
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan.
Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001:93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna karir, yaitu:
  • pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (aproperty) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan.

  • Pendekatan kedua memandang karir sebagai suatu properti atau kualitas individual dan bukan occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir merupakan perubahanperubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada setiap individu/pegawai.

Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events. Salah satu contoh untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan
pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelateddecisions). Tidak hanya itu saja, juga mengenai interpretasi subyektif tentang peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelated events) baik pada masa lalu, kini dan mendatang seperti aspirasi pekerjaan, harapan, nilai, kebutuhan dan perasaan tentang pengalaman pekerjaan tertentu.

Menurut Irianto (2001 : 94), pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda, antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua.

Kedua perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilainilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidupnya.

Sedangkan menurut Soetjipto, dkk (2002 : 276) karir merupakan bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan suatu tujuan hidup. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk sukses mencapai karir yang baik. Karir sebagai sarana untuk membentuk seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya.Untuk mancapai proses karir yang baik perlu memperhatikan prinsip prinsip sebagai berikut :

1. Karyawan bertanggungjawab terhadap karirnya sendiri.
2. Keahlian karyawan didasarkan pada usaha perjuangannya sendiri.
3. Perencanaan karir dibuat secara sadar dan sukarela tanpa ada tekanan.
4. Menggunakan continous improvement untuk menumbuhkan pribadinya.
5. Sukses dijabarkan dengan baik oleh diri karyawan sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa karir adalah merupakan suatu rangkaian perubahan nilai, sikap dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, dan secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya. Karir juga merupakan suatu proses kemitraan interaksi dalam tahapan dan kerja sama antara organisasi/perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan individu itu sendiri.

2.3                   PENGERTIAN PESERTA DIDIK
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
من طلب علما فادركه كتب الله كفلين…….( رواه الطبرنى )
“Siapa yang menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya dua bagian”. (HR. Thabrani)
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Namun secara umum peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis.
1. Pendekatan sosial, peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah,peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
2.4                   PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan – perubhan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.

2.5                   PENGERTIAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan yang terjadi pada peserta didik baik dari fisik maupun psikis seorang peserta didik.
Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikhis:
1.    Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tbuh lain : psikhis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya kemampuan berpikir-mengingat& menggunakan imajinasi kreatifnya
2.    Perubahan dlm proporsi  fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dng fase perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dr fantasi ->realitas, perhatiannya dr dirinya sendiri -> orang lain/klmp teman sebaya.
3.    Lenyapnya tanda-tanda lama fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-2) yg terletak pd bagian dada, kelenjar pineal pd bag. bawah otak , gigi susu & rambut2 halus ; psikhis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik kanak2/merangkak-perilaku impulsive (dorongan untk bertindak sebelum berpikir)
4.    Diperoleh tanda2 baru fisik: pergantian gigi-karakteristik seks pd usia remaja:sekunder:perubahan anggota tubuh & primer:menstruasi/mimpi basah ; psikis: rasa ingin tahu terutama yg berhubungan dng ilmu pengetahuan, seks, nilai moral,keyakinan beragama.
2.6                   HUBUNGAN KEMANDIRIAN DAN KARIR TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan atau lingkungan masyarakat. Sedang karir adalah pengalaman seseorang di dunia kerja. Seperti yang dikatakan oleh Garrison (1956) bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat jutaan pemuda pemudi yang memasuki dunia kerja. Peristiwa seorang memasuki dunia kerja merupakan awal pengalamannya dalam kehidupan berkarya atau berkarier. Pada hakikatnya kehidupan anak remaja didalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariernya. Baik didalam kehidupan pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja memperoleh pengalaman yang menggambarkan adanya pasang surut.
Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan bakat dan minatnya, dan dapat mempengaruhi minat dan kebutuhan dalam belajar. Dapat dikatakan bahwa remaja telah memiliki minat yang jelas terhadap jenis pekerjaan tertentu. Dan remaja sadar bahwa untuk mencapai itu memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Dan pada dasarnya belajar atau mengikuti pendidikan tertentu merupakan persiapan baginya untuk mencapai suatu pekerjaan yang diinginkannya. Hal ini juga membimbing peserta didik untuk memilih jenis pendidikan yang akan diikuti.
Beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, kemandirian  dan kariernya:
1)      Lingkungan pendidikan keluarga
2)      Masyarakat
3)      Sekolah
4)      Factor social ekonomi
5)      Factor lingkungan
6)      Factor pandangan hidup

Perkembangan kemandirian dan karier peserta didik ditandai dengan meluasnya pengenalan peserta didik terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang. Ada 4 tahapan:
1)      Tahap minat (umur 11-12 tahun)
2)      Tahap kapasitas (umur 2-14 tahun)
3)      Tahap nilai (umur 15-16 tahun)
4)      Tahap transisi (umur 17-18 tahun)



















BAB III
PENUTUP

3.1                   KESIMPULAN

Kemandirian merupakan sikap yang mendorong orang untuk tidak merepotkan ataupun tergantung pada orang lain. Secara ekonomi, sikap man­diri seseorang akan menim­bul­kan hubungan sim­biosis komensalisme atau mu­tualisme di masyarakat.Keman­­dirian seseorang tidak begitu saja terbentuk. Keman­dirian sese­orang terbentuk melalui proses pendidikan. Kemandirian itu perlu pembiasaan,pemberian wawasan dan pelatihan. Keman­dirian seseorang setidak-tidaknya dipengaruhi oleh dua faktor , yaitu pola asuh di keluarga dan pendidikan disekolah.
Karir adalah merupakan suatu rangkaian perubahan nilai, sikap dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karir dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, dan secara kontinyu mengevaluasi, merevisi dan meningkatkan rancangannya. Karir juga merupakan suatu proses kemitraan interaksi dalam tahapan dan kerja sama antara organisasi/perusahaan atau manajemen, atasan langsung dan individu itu sendiri.
Jadi karir dan kemandirian seseorang sangat berhubungan, dalam kemandirian dibentuk melalui keluarga maupun melalui sekolah, dimana hal tersebut sangat penting dalam perkembangan peserta didik sehingga kepribadian seorang peserta didik dapat menjadi lebih baik, sedangkan dalam perkembangannya, peserta didik juga akan secara tidak langsung akan mencari karirnya sendiri sesuai dengan keahlian yang dimilikinya sejalan dengan proses kemandirian mereka.

3.2                   SARAN

Dalam perkembangan peserta didik seharusnya antara kemandirian dan karier serta factor factor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik haruslah berjalan berirama selaran sehingga dapat membantu perkembangan peserta didik secara maksimal.
Karier yang tidak di dukung dengan kemandirian yang baik serta kualitas seorang peserta didik tidak akan menghasilkan karier seorang peserta didik menjadi baik dan sukses, malah akan menjadikan karier tersebut tidak dapat berjalan bahkan hanya angan angan yang sulit untuk di wujudkan seorang peserta didik.